Pelangi di Mata Allah
sebuah naskah drama musikal
oleh Meilinda Halim dan Stefanny
Irawan
Tokoh
|
Deskripsi
|
Narator
|
Perempuan,
tipikal pengajar anak SD. Usia 35 ke atas. Enerjik dan ekspresif.
|
Anak-anak
|
Usia 6 – 12.
Memiliki rasa ingin tahu yang besar, namun juga mampu menunjukkan empati.
|
Yakub
|
Orang tua yang
naif, sangat mencintai Yusuf dibandingkan saudara-saudaranya yang lain. Usia
90.
|
Istri-istri
|
Penurut dan
sehati dengan Yakub. Usia antara 45 – 80.
|
Ruben
|
Gemuk.
Pemimpin. Usia 60.
|
Simeon
|
Gemuk juga.
Pemarah. Usia 58.
|
Lewi
|
Kurus, bermuka
tirus, culas. Usia 56.
|
Yehuda
|
Berperut
buncit. Sabar. Pintar. Usia 54.
|
Isakhar
|
Pendek. Tak
berpendapat. Usia 48.
|
Zebulon
|
Cukup gagah.
Pekerja keras. Usia 44.
|
Gad
|
Berperawakan
sedang. Plin-plan. Usia 44.
|
Asyer
|
Sangat gemuk.
Suka makan. Usia 42.
|
Naftali
|
Kurus sekali.
Pelit. Usia 36.
|
Dan
|
Tinggi.
Pendiam. Usia 32.
|
Yusuf (kecil)
|
Proporsional.
Keren. Agak sombong dan sok tahu. Bisa menafsirkan mimpi. Usia 17.
|
Yusuf (besar)
|
Proporsional.
Berkharisma. Cerdas. Usia 25.
|
Benyamin
|
Kecil. Periang.
Polos. Usia 14.
|
Potifar
|
Pendek gemuk.
Kikir. Dangkal. Emosional. Usia 54.
|
Istri Potifar
|
Proporsional.
Cantik. Penggoda. Usia 30.
|
Narapidana
|
Sekumpulan
orang yang menerima keberadaan mereka di penjara.
|
Tukang roti
|
Laki-laki.
Ceking. Tinggi sedang. Optimis. Usia 45.
|
Bartender
|
Laki-laki.
Buncit. Suka mabuk. Jujur. Pemalu. Usia 35.
|
Kepala penjara
|
Laki-laki.
Kekar. Tangkas. Tegas. Usia 40.
|
Firaun
|
Tinggi. Gagah.
Sulit mengambil keputusan. Usia 19.
|
Dayang-dayang
Firaun
|
Sekelompok
perempuan muda. Proporsional. Mengabdikan diri untuk kesenangan Firaun. Usia
17-23.
|
Dayang-dayang
Istri Potifar
|
Sekelompok
perempuan muda yang mengamini tindakan istri Potifar yang suka menggoda
laki-laki. Genit. Usia 17-23.
|
Pengikut
Potifar
|
Laki-laki.
Berpenampilan biasa. Licik. Penjilat. Usia 30-45.
|
Tentara
Firaun/Yusuf
|
Gagah. Kuat.
Tegas. Tak banyak bicara. Usia 20-30.
|
Scene 1
Light: semua nyala,
nuansa gembira (sesuai ritme lagu). Anak-anak kecil masuk ke
kelas sekolah Minggu sambil berbaris, membawa kursi masing-masing dan bernyanyi
lagu “Kereta Apiku Menuju Sekolah Minggu”. Narator adalah guru sekolah Minggu,
berada di ujung belakang barisan.
Tut, tut, tut....
Kereta apiku menuju sekolah Minggu
Hai kawan-kawanku, marilah ikut aku
Bawa serta teman, jangan kautinggalkan
Mari ikut kawan, kita ke rumah Tuhan
(diulang 3x)
Anak-anak lalu duduk,
membentuk formasi. Dua anak yang duduk di belakang sedikit ramai,
berbisik-bisik. Light: PAR dari balkon; ka-ki OFF; belakang OFF.
NARATOR
Hari ini, kita akan... (kalimat ini terpotong oleh perdebatan kedua anak yang ramai itu)
ROBERT
Ndak bisa! Orang salah ya pasti dipenjara. Lek
orang ndak salah, itu di mall. Jalan-jalan sama mamanya.
NIA
Belum tentu, Robert! Liat-liat. Kalau salahnya
cuma buang sampah sembarangan yak apa? Masa ya dipenjara?
ROBERT
Iya! Masuk penjara! Kalau ndak bisa bayar denda,
masuk penjara. Katanya mamaku gitu.
NIA
Mana buktinya? Ndak ada toh? Toh? Toh?!
ROBERT
Pokoknya masuk penjara. Sekali masuk penjara, ya
masuk penjara! Titik!
NARATOR
(tersenyum) Nia, Robert, tenang dulu. Ada apa kok
ngomong tentang masuk penjara?
NIA
Robert ini lho, Kak Linda. Masa katanya semua
orang yang salah pasti masuk penjara.
ROBERT
Iya! Memang gitu! Kalau ndak salah ndak masuk
penjara kan, Kak Linda?
NARATOR
(tersenyum) Ada benarnya. Tapi belum tentu, lho.
Ini seperti kisah yang akan kita bahas hari ini.
ANAK-ANAK (versi mellow)
Sambil berjalan keluar ke
kiri bawah, membawa kursi masing-masing.
Kereta apiku menuju sekolah Minggu
Dengarkan c’ritanya, dan belajar sesuatu
(diulang 2x—dilanjutkan oleh singer sampai
panggung kosong)
Light: PAR balkon FADE
OUT. Jeruji
penjara ON STAGE dari balik backdrop.
Scene 2
Light: PAR belakang +
ka-ki ON (biru). Di balik jeruji penjara terlihat sepuluh
orang napi yang sibuk sendiri, sebagian bercakap-cakap, sebagian tiduran,
sebagian mencari kutu, sebagian menggigiti kuku.
Light:PAR belakang +
ka-ki FADE OUT; SPOTLIGHT ON ke kanan panggung.
Yusuf didorong masuk ke dalam sel. Para napi diam, memperhatikan, lalu membahas
bersahut-sahutan. Light: PAR belakang + balkon + ka-ki FADE IN (dominan
biru, sedikit kuning).
NAPI 1
Hmm...
NAPI 2
Culun.
NAPI 3
Baru.
NAPI 4
(suara meludah)
NAPI 5
Bagus.
(Satu set itu diulang tiga
kali)
YUSUF
(serba salah, ragu, kikuk) Err...toilet di mana ya?
SEMUA NAPI
(tertawa terbahak-bahak)
Light: SPOTLIGHT OFF, PAR
balkon ditambah intensitas kuningnya.
NAPI 6
(sinis) Sejak
kapan penjara punya toilet, Bocah?
NAPI 7
(berwibawa) Diam. (pause)
Kenapa kau dipenjara?
YUSUF
(menjawab apa adanya) Aku difitnah.
NAPI 6
(sinis) Fitnah? Kata-kata besar. Siapa yang mau
memfitnah bocah lugu seperti kamu?
NAPI 7
(ke Napi 6) Justru karena dia lugu. Paham? (ke Yusuf) Fitnah apa yang dituduhkan
padamu?
Light:PAR balkon ON
(merah, kuning)
Scene 3
Dayang-dayang istri Potifar
on-stage, menari dan menyanyi sambil mendorong jeruji penjara—lalu diambil alih
oleh para napi (OFF STAGE ke balik backdrop), sementara para dayang terus
melanjutkan tarian dan nyanyian mereka tentang Potifar dan istrinya. Para
pengikut Potifar menyusul on-stage, membawa meja makan, dua kursi, dan dua
cawan. Segera disusul Potifar, lalu istri. Light: PAR balkon merah FADE OUT
+ PAR ka-ki FADE IN (biru).
DAYANG-DAYANG (lagu Potifar dari J-ATD)
Potifar peduli s’dikit
Yang dipikirnya hanya duit
Kaya dengan cara membeli saham
POTIFAR
Piramid
DAYANG-DAYANG
Potifar menumpuk harta
Sungai Nil sebagian miliknya
POTIFAR
Artinya hidupku foya-foya
DAYANG-DAYANG
Dan memang
POTIFAR
Oh, memang
DAYANG-DAYANG
Yusuf budak yang tak penting
Tapi hormat pada tuan
Maka bekerja keras dan
Penuh pengabdian
Potifar melihat Yusuf
Lebih dari yang lainnya
Jadilah p’layan senior
Dan naik jabatan
Potifar baik dan gaya
POTIFAR
Tetapi istriku seenaknya
Potifar off-stage
DAYANG-DAYANG
Lihat pasal tiga sembilan
Kejadian
Dia cantik tapi
Istri Potifar on-stage. Light:
PAR balkon FADE IN merah (nuansa), kuning tetap menyala.
ISTRI POTIFAR
Jahat
DAYANG-DAYANG
Selingkuh dengan banyak pria
Potifar s’ring ingatkan dia,
masih
POTIFAR
Istriku
DAYANG-DAYANG
Yusuf tampan dan menarik
Memikat perhatiannya
Tiap pagi dia meminta
ISTRI POTIFAR
Tidurlah denganku, Yang
DAYANG-DAYANG
Yusuf ingin menolaknya
Tapi nyonya kelewatan
Yusuf menjerit
YUSUF
Stop, aku tak mau berdosa!
(break)
Light: PAR balkon ganti dominan
kuning dan biru (merah FADE OUT).
DAYANG DAYANG
Potifar menghitung uang
Di bawah kamar istrinya
Didengarnya keributan
Terjadi di atas
Tiba-tiba ia sadar
Hartanya percuma saja
Emas tak bikin bahagia
Hidup tanpa cinta
Potifar on-stage.
Light: PAR balkon FADE IN
merah (dominan), kuning tetap menyala.
Potifar berteriak
Lalu mendobrak masuk
POTIFAR
Kau! Mati kau di penjara!
Lupa kah kau dirimu siapa?
Pengikut Potifar menyeret
Yusuf keluar. Dayang-dayang dan pengikut sisanya semburat sambil mengemasi
properti. Light: semua PAR FADE OUT.
Scene 4
Light: PAR balkon FADE IN
kuning+putih. Padang pasir. Terdapat pohon palem di
sebelah kiri. Yakub dan Yusuf masuk dari sebelah kiri. Istri-istri Yakub
terlihat datang dari arah kanan, masing-masing membawa tempayan air. Para istri
akan menjadi penari latar.
YAKUB (lagu Made in India)
Wahai Yusuf, anakku
Dengarkanlah ayahmu
Pergilah, datangilah
Kakak-kakakmu
YUSUF
Wahai ayah yang kucinta
‘Kan kujalankan p’rintahmu
Ku akan pergi, mencari
Kakak-kakakku
YAKUB
Hati-hatilah, hati-hatilah
Ya anakku, hati-hatilah
YUSUF
Ohh...Baik ayahku, baik ayahku
Ku ‘kan hati-hati selalu
(break)
YAKUB
Wahai anakku tersayang
Ini ada jubah untukmu
Warni-warni, sangat indah
Kau pakailah
YUSUF
Terima kasih, ayahku
Akan kupakai selalu
Warna-warni, sangat indah
Menawan rupa
Ada lembayung, dan juga merah
Biru, hijau, kuning, dan jingga
Ohh..Ada putihnya, ‘ku pasti gagah
Tampan, gaya, dan berwibawa
(interlude)
YAKUB
Memang engkau sangat gagah
Anak kesayangan Ayah
Calon penerus Israel
Yang istimewa
Wahai dunia dengarkanlah
Inilah anak pilihan
Buah hatiku, penerusku
Segalanya
YAKUB*
Kini pergilah, kepada mereka
Sampaikan salam dari Ayah
YUSUF*
Ohh...Baiklah, Ayah. Ku akan pergi.
Sampai kita bertemu lagi.
(* diulang 2x)
Yakub dan para istri exit
sebelah kiri. Yusuf exit sebelah kanan. Light: semua PAR FADE OUT.
Scene 5
Light: PAR belakang +
ka-ki FADE IN (kuning). Kakak-kakak Yusuf masuk dari sebelah
kiri. Terlihat lelah tetapi masih harus terus berjalan. Pohon palem akan dipindahkan
beberapa kali, sebagai penanda bahwa mereka telah berjalan jauh.
KAKAK-KAKAK YUSUF (lagu Si Gembala Sapi)
Kami ini penggembala domba
Anak Yakub, bani Israel
Inilah kerjanya, penggembala domba
Apa yang dipikirkan lagi
(masing-masing) Saya Ruben, Simeon, dan Lewi
Yehuda, Isakhar, Zebulon
Gad, Asyer, Naftali, Dan, juga Benyamin
(bersama) Dan Yusuf, si manja dan sombong
Kami ini penggembala domba
Kerjanya oh, susah sekali
Mencari rumput hijau, di gurun yang kering
Yang sepertinya memang tak mungkin
Kami di sini bersusah payah
Yusuf enak-enakan di rumah
Cukup makan dan minum, dan termasuk tidur
B’gitulah anak favorit Ayah
Light:PAR balkon FADE IN
(kuning dan merah).
Yusuf on-stage dari kiri.
YUSUF (lagu Bole Chudiyan)
Wahai, kakakku, lihat jubahku
Jubah yang baru, yang bukan milikmu
Dari ayah untuk anak kesayangannya
Warna-warni, pelangi, warna-warni
Ya, warna-warni Ohhh....
Warna-warni, pelangi, warna-warni
Ya, warna-warni Ohhh....
Oh ya, Kakakku, ku baru ingat
S’malam ku mimpi yang aneh sangat
Sb’las jagungmu memb’ri hormat pada jagungku
Aneh bukan, mimpi yang aneh, bukan?
Aneh bukan? Ohhh....
Aneh bukan, mimpi yang aneh, bukan?
Aneh bukan? Ohhh....
(interlude---kakak-kakak
bersungut-sungut)
YUSUF
Ada lagi, mimpiku ada lagi.
Ada lagi. Ohhh....
Sebelas bintang di langit milik kalian
Menghormat menghamba hanya pada bintangku
Mungkin akulah nantinya
Yang mem’rintah kalian
KAKAK-KAKAK YUSUF
Dasar pemimpi yang bodoh tak tahu diri
Seenaknya menafsirkan mimpi sendiri
YUSUF
Ohh...Mungkin jadi menteri
Yang memimpin negeri
Sepertinya, sepertinya
Mimpi ini bisa
Menja..di nyata
KAKAK-KAKAK
Sadar Adikku, itu hanya mimpi
Bunga tidurmu di malam hari
Jangan sombong, jangan congkak, ingat dirimu
Ingat-ingat!
KAKAK-KAKAK
Ingat-ingat, oh Adik, ingat-ingat!
Ingat-ingat! Ohh....
YUSUF
Mungkin saja, oh Kakak, mungkin saja
Mungkin
saja. Ohhh...
KAKAK-KAKAK
Ingat-ingat, oh Adik, ingat-ingat!
Ingat-ingat! Ohh....
Light: PAR balkon FADE
OUT; PAR belakang FADE IN dominan merah; PAR ka-ki kuning + biru.
KAKAK-KAKAK (lagu Say Shava Shava)
Huh, kurang ajar, huh, kurang ajar
Huh, kurang ajar, huh, kurang ajar
Dipikirnya siapa dia, sok menafsir mimpi
Hey, tapi bagaimana kalau semua itu benar
Apa yang, apa yang harus kita lakukan?
Hancurlah kita semua bila itu terjadi. Hey!
Hey, hancur kita. Matilah. Hey, hancur kita.
Matilah.
Hey, hancur kita. Matilah. Hey, hancur kita
LEWI
Aku tahu bagaimana, harus bersikap
Kita butuh mengenyahkan si sombong Yusuf
Sebelum semua terlambat dan kita menyesal
Hey, katakan kepada kami, wahai saudaraku
Everybody!
Mari sini, Kakak-kakak. Kub’ritahu, Kakak-kakak.
Mari sini, Kakak-kakak. Kub’ritahuuuuuuu.
Jangan sampai ada lagi yang mendua hati
Bila kita tlah sepakat, jangan ragu lagi!
Kita lilit dengan tali, sampai dia mati
Kita bikin dia tampak kalau bunuh diri
(interlude)
NAFTALI
Tapi kita kan rugi, hai, Kakak
Tapi kita kan rugi, hai, Kakak
Aku ada ide lebih baik
Aku ada ide lebih baik
Orang Ismail on-stage
Mari kita jual dia pada kaum Ismail
M’reka tadi terlihat dekat sini
Dia hilang, dan kita dapat uang
(bersama) Mari kita jual dia pada kaum Ismail
M’reka tadi terlihat dekat sini
Dia hilang, dan kita dapat uang
Hey, jual dia, mari kita jual dia
Mari kita jual dia, mari kita jual dia
(interlude panjang)
Yusuf dipukul, jubahnya
dilepas, diikat tali, dijual pada kaum Ismail
GAD
Yusuf kini telah pergi jauh, entah ke mana
Jadi kita skarang telah merdeka
Dia pergi dan tak akan kembali
YEHUDA
Bagaimana dengan jubah ini, yang warna-warni?
Kita bikin terkena bercak darah
Darah domba, agar ayah tak curiga
BERSAMA
Oh, sempurna. Ide bagus. Oh, sempurna.
Ide bagus. Oh, sempurna. Ide bagus!
Kini kita tlah sepakat, dia mati dimakan
Binatang buas seperti sekumpulan macan
Terlihat
sedihlah kita di hadapan ayah
Mari pesta. Pesta pora. Mari pesta. Pesta pora.
(4X)
Light: PAR belakang FADE OUT; PAR ka_ki kuning: PAR balkon
putih+merah
Mereka semua menari-nari
gembira dan membagi-bagi uang hasil penjualan.
Light black out.
Scene 6
Musik sendu. Light fade in
ke Narator, sementara setting penjara disiapkan.
NARATOR (bagian belakang lagu Potifar)
Begitulah kisah si Yusuf, dari Israel hingga ke penjara
Dimusuhi oleh saudara, dijual pula oleh keluarga
Lalu difitnah
Light Narator fade out,
Light ke Yusuf fade in.
YUSUF (lagu Close Every Door)
Hentikan jalanku
Hilangkan duniaku
Tak ada celah
Untuk bernapas
Sia-siakan aku
Benci dan hinalah
G’lapkan siangku
Siksa malamku
Bila penting hidupku
Penting hidup matiku
Namun jawabnya jauh dariku
Hentikan jalanku
Jauhkan diriku
Anak Israel
Tak kan sendiri
S’bab ku tahu pasti
Ketenangan hati
Telah dijanjikan
Oleh Tuhanku
ANAK-ANAK
Hentikan jalanku
Hilangkan duniaku
Tak ada celah
Untuk bernapas
Lalalalala....
(Interlude)
YUSUF
Ubahlah namaku
Lupakan namaku
Singkirkan aku
Dari hidupmu
Aku tidak penting
Hanya setitik debu
Hancurkan diriku
Dan buang aku
Bila penting hidupku
Penting hidup matiku
Namun jawabnya Tuhan yang tahu
Hentikan jalanku
Jauhkan diriku
Anak Israel
Tak kan sendiri
S’bab ku tahu pasti
Tanah yang abadi
Kan jadi milikku
Janji Tuhanku
NARATOR (lagu Go, Go Joseph)
Sungguh malang si Yusuf
Semangatnya telah patah
Sendiri dia merenung
Masa lalu yang bahagia
NAPI 6
Hei, Yusuf, jangan kau sedih
NAPI 7
Hei, Yusuf, usah kau pedih
NARATOR + PARA NAPI
Ayolah Yusuf jangan menyerah
Bertahanlah, engkau pasti bisa
Tetap semangat, terus berjuang
Sudah tertulis kau pasti menang
Tiba-tiba dua orang napi
baru didorong masuk. Seorang pelayan dan seorang tukang roti yang
tak bersalah dijebloskan ke dalam sel. Tukang roti tidak terima dan
berteriak-teriak. Napi-napi lain sudah mengawasi dengan pandangan terusik.
TUKANG ROTI
Keluarkan kami!! Hoi! Kami tidak bersalah!
PELAYAN
Mengamati keadaan di dalam
sel lalu menepuk-nepuk temannya, si tukang roti, memberi tanda supaya berhenti.
TUKANG ROTI
Tidak menggubris. Penjaga! Keluarkan kami! Akhirnya terganggu dan menoleh sambil terus
berteriak. Namun setelah menyadari keadaannya, makin lama teriakannya makin
pelan. Keluarkan...ka..mi...
NAPI 6
(kembali sinis) Orang baru, ribut saja! Apa ceritamu?
Katakan!
TUKANG ROTI
Kami tidak tahu. Kami tak punya cerita. Yang kami
punya, hanya mimpi yang tak dapat dipahami.
NAPI 5
Mimpi? Kalian beruntung! Ada yang bisa menafsirkan
mimpi di sini.
PELAYAN
Yang sudah berhenti
ketakutan dan merasa punya sedikit harapan. Siapa?
Semua napi menunjuk kepada
Yusuf. Yang ditunjuk malah menggeleng-geleng panik dan berusaha menurunkan
tangan-tangan orang di sekitarnya.
TUKANG ROTI
Ayolah, tolong kami.
PELAYAN
Harapan kami tinggal satu ini.
YUSUF
Berpikir sebentar. Akhirnya
mengalah. Kucoba dulu ya.
Tapi aku tidak janji bahwa apa yang kuartikan benar. Biasanya sih benar.
PELAYAN
Aku bermimpi ada di ladang anggur. Anggur-anggur
itu kupetik dan kujadikan minuman. Lalu Firaun meminumnya dari gelasku.
YUSUF
Oh, mimpi yang baik itu. Artinya Firaun akan
membebaskan engkau dari segala tuduhan dan mengangkatmu kembali menjadi
pelayannya.
PELAYAN
Merasa senang. Wah, bagus itu. (Kepada tukang roti) Ayo, ceritakan mimpimu padanya.
TUKANG ROTI
Penuh harap. Aku berdiri membawa keranjang roti. Di langit
burung-burung beterbangan, lalu mendekati keranjangku dan memakan roti-rotiku
sepotong demi sepotong sampai habis.
YUSUF
Pause. Sayang sekali, aku tak seberapa suka
dengan mimpimu. Mimpimu berkata Firaun telah berbulat hati memutuskan hukuman
mati untuk kau hadapi.
TUKANG ROTI
Shock. Membenturkan
kepalanya ke jeruji lalu tak sadarkan diri.
Light fade out dari lokasi
penjara. Light ke Narator fade in.
NARATOR (lagu Go, Go Joseph-ceria)
Ramalan Yusuf terbukti benar
Si Tukang Roti kini t’lah mati
Dan si Pelayan diangkat lagi
Yusuf terkenal di sluruh negri
KEPALA PENJARA
Masuk ke sel. Yusuf! Firaun bermimpi. Tak ada yang bisa
mengerti. Bantuanmu diperlukan kini.
Light black out.
Scene 7
Light fade in (kuning,
merah) Singgasana Firaun di tengah, di atas trap. Firaun dan para dayang serta
pengawal on-stage. Firaun duduk, menonton pertunjukkan angklung dan tari-tarian
(1 lagu pendek). Firaun tidak seberapa menikmati pertunjukkan itu karena ia
masih terus memikirkan mimpinya. Ketika angklung selesai, masuk musik yang agak
sendu tapi grand.
FIRAUN
Diam saja. Menghela napas. Memberi
tanda supaya rombongan angklung pergi. Menghela napas lagi.
Yusuf tampak bingung, dibawa
masuk oleh dua orang pengawal Firaun, dibawa ke hadapan Firaun.
FIRAUN (lagu New York New York)
Aku bermimpi, mimpi yang aneh
Ada tujuh sapi gemuk di sungai Nil
Lalu datanglah sapi yang lain
Tujuh ekor di sungai Nil, kurus-kurus
Lalu m’reka memakani sapi gemuk
Namun anehnya m’reka tetap kurus
Aku pun bingung, akan mimpiku
Kucari-cari artinya tak berhasil
Ku harus..dapat meng-artikan mimpiku
S’bab kutahu ini penting
(interlude)
Pusing, pusing
Dan ada lagi mimpi lain pun ajaib
Tujuh jagung di ladang, besar kuning, berkualitas
Dan dimakan
Jagung yang kurus, yang tiba-tiba
Datang lalu menyergap jagung-jagung gemuk
Dan, ah, tetaplah kurus dan tidaklah berubah
Sungguh pusing, aku pusing.
Pusinnnngg.....
Yusuf berpikir sebentar lalu
menafsirkan mimpi sang raja.
YUSUF (lagu Cotton Field)
Ada tujuh sapi gemuk
Berbaris rapi di pinggir sungai
Artinya...tujuh tahun panen raya
Tapi jangan senang dulu
Tujuh sapi kurus mengikuti
Berarti...tujuh tahun gigit jari
Ketika panen raya tiba
Kita tak boleh gegabah
Janganlah...berfoya-foya
Bangunlah lumbung yang banyak
Dan juga jangan malas bergerak
Kalau tidak, lapar tak dapat ditolak
Mimpi jagung juga sama
Malah itu lebih tegas lagi
Berpesan...agar kita hati-hati
Wahai Firaun sekaranglah
Saat yang tepat untuk bergerak
Pilihlah...orang yang pasti
Engkau sangat membutuhkan
Orang yang super cekatan
Dan
trampil, demi masa depan
Tapi sayang, sungguh sayang
Aku tak tahu siapa orangnya
Dalam mimpi..tak ada petunjuknya
(interlude)
Oh Firaun, mestinya s’karang ini
Saat yang tepat untuk bergerak
Pilihlah...orang yang pasti
Tapi sayang, sungguh sayang
Aku tak tahu siapa orangnya
Dalam mimpi..tak ada petunjuknya
FIRAUN
Kamu!
NARATOR (lagu Go, Go Joseph—chorus)
Akhirnya Yusuf dipilih Firaun
Jadi wakilnya mengurus pangan
Harta melimpah emas berlian
Baginya yang dulu budak belian
(diulang 2x)
Scene 8
Pergantian setting dari
kerajaan Firaun ke Kanaan (rumah Yakub—properti: kursi kayu untuk Yakub,
permadani) Yakub, Benyamin, dan tiga istri Yakub on-stage dari kiri. Anak-anak
Yakub lainnya on-stage dari kanan, kecuali Isakhar yang nanti menyusul.
Benyamin berada di dekat Yakub.
NARATOR (lagu Go, Go Joseph)
Berlalulah panen raya
Kini paceklik melanda
Bumi tak ada makanan
Kekeringan di mana-mana
Oh, sungguh sedihnya hati
Banyaklah yang telah mati
Keadaan juga tak berbeda
Bagi Yakub dan anak-anaknya
Marilah lihat k’luarga m’reka
Yang lapar juga begitu susah
ANAK-ANAK YAKUB
(lagu Food,
Glorious Food acapella—mulai bait pertama, lompat ke bait kedua sebelum ending)
Apa harus menunggu
Sampai putih rambutku
Lapar terus perut kita
Tiap hari berdoa
Sampai kita pun lelah
Lapar terus perut kita
Tak ada kerak, atau remah satu pun
Ku mohon atau pinjam? Hutang!
Tapi kami masihlah punya harapan
Saat tutup mata, membayang…kan
Oh, makan enak!
Ingin makan enak!
Oh, tiga kali
Agar perut kenyang
Bayangkan daging domba
Oh, dipanggang nikmat
Lada hitam merica
Pasti lezat!
(canon) Oh, makan enak!
Ingin makan enak!
Oh, nambah lagi
Sampai perut kenyang
Tapi memang nasibku
Bisanya hanya
Mimpi
Hanya mimpi
Tentang makan
Makan banyak!
Makan kenyang!
BENYAMIN
Makan enak...
SEMUA
Makan enak...
Semua kembali ke posisi
semula. Asyer duduk lalu terkantuk-kantuk.
BENYAMIN
(bicara pada diri sendiri
namun cukup keras) Lapar
YAKUB
(mendengar Benyamin, lalu
bertanya kepada salah satu istri) Masih adakah makanan hari ini yang tersisa?
ISTRI 1
(menggeleng)
YAKUB
Yehuda, berapa karung gandum yang masih ada untuk
kita?
YEHUDA
20 – 10 + 3 – 5 : 2 – 3.....satu karung
gandum...saja.
NAFTALI
Mestinya kita harus lebih hemat.
GAD
Iya, mestinya kita harus lebih hemat.
SIMEON
(marah) Hemat bagaimana? Jatah makan sudah
dikurangi. Mau apa lagi?
GAD
Iya, sudah dikurangi. Mau apa lagi?
YEHUDA
(agak kesal pada Gad yang
plin-plan) Mestinya kita
mencuri saja.
GAD
Iya, mestinya kita men...(sadar kalau digoda Yehuda, lalu memutuskan untuk diam)
RUBEN
Kita harus melakukan sesuatu. Tidak bisa diam
saja.
ZEBULON
Ruben benar, kita harus berusaha.
LEWI
Usaha apa? Mata air kering. Berjalan jauh pun tak
ada rumput. Menanam gandum juga tak bisa. Apa lagi?
BENYAMIN
Mungkin...kita jalannya kurang jauh.
LEWI
Apa sih? Anak kecil ikut-ikutan.
DAN
Jangan begitu, Kak. Siapa tahu apa yang dikatakan
Benyamin itu benar.
ISAKHAR
Berlari masuk dengan
terburu-buru. Ayah! Ada
rombongan musafir bergerak ke arah Mesir. Kata mereka di sana banyak makanan.
ASYER
(tak lagi terkantuk-kantuk,
bersemangat) Di mana? Di
mana yang banyak makanan?
YEHUDA
Mesir! (sambil
menjentikkan jari)
BENYAMIN
Ayo, Kakak-kakak, kita pergi saja ke Mesir. Siapa
tahu kita bisa membeli beberapa karung gandum.
YAKUB
Benyamin benar. Cepatlah kalian berkemas dan pergi
ke Mesir. Bawalah sekantong uang untuk membeli sebanyak mungkin gandum. (Kepada Ruben) Ruben, pimpinlah
adik-adikmu. Doaku menyertaimu.
Anak-anak Yakub off-stage, pergi
ke Mesir. Light fade out, setting dikemasi. Narator on-stage bersama anak-anak.
Scene 9
Light fade in ke Narator
NARATOR (lagu Go Go Joseph-chorus)
Mereka pergi dengan semangat
Menuju Mesir penuh harapan
Dengan berbekal sekantung uang
Hendak membawa makanan pulang
(diulang 2x --- 1x anak-anak, 1x anak-anak dan Narator)
RUBEN
Hormat kami, Tuan. Kami datang dari Kanaan, negeri
yang jauh dan sedang mengalami kelaparan. Kami dengar di Mesir makanan
berlimpah. Maka kami datang untuk membeli beberapa karung gandum.
YUSUF
(Mulai menyadari siapa yang
ada di hadapannya, tetapi tetap berusaha mencari tahu) Siapa nama kalian, orang Kanaan?
RUBEN
Saya Ruben, Tuan. Yang tertua dari semua saudaraku
ini.
YUSUF
(Yakin kalau ini
kakak-kakaknya. Lalu ia perlahan memahami semuanya. Lagu Close Every Door-sebagian)
Inikah maksudMu
Terhadap peranku
Bagi mereka
Bangsa Israel
Mimpi-mimpi itu
Adalah pertanda
Kini kupaham
Apa maksudMu
Sebelas jagung kakakku
Tunduk pada jagungku
Kini jawabannya datang padaku
Sebelas bintangmu
Menghormat bintangku
Kini kupaham
Maksud Tuhanku
S’bab ku tahu pasti
Hidup yang abadi
Menjadi milik kami
Janji Tuhanku
YUSUF
Pengawal, berikan makanan pada mereka.
RUBEN
Terima kasih, Tuan (bersujud memberi hormat, diikuti oleh adik-adiknya)
PENGAWAL
(mengangguk, mengambil
karung-karung gandum, meletakkannya di antara Yusuf dan para kakaknya) Musik: Deewangi
Deewangi
YUSUF
(minum dari cawan peraknya,
lalu memberikan cawan itu kepada pengawalnya yang langsung memahami bahwa cawan
itu harus dimasukkan ke dalam salah satu karung gandum yang kemudian, sesuai
tanda, diberikan kepada Benyamin)
KAKAK-KAKAK YUSUF (lagu Deewangi Deewangi)
Untung, untung, pergi ke negeri Mesir
Untung, untung, oh pergi ke negeri Mesir
Untung, untung, pergi ke negeri Mesir
Untung, untung, oh pergi ke negeri Mesir
‘Tuk mendapatkan dan memperoleh gandum yang
dibutuhkan
‘Tuk mendapatkan dan memperoleh anggur yang
dibutuhkan
Firaun memang bijak
Firaun memang baik
Kami diberi kesempatan untuk membeli
Berkarung-karung gandum
Berkendi-kendi anggur
Untuk dibawa pulang ke negeri Kanaan
All good girls put your hands up and say
Oh Firaun
All good boys come on make some noise, and say
Oh Firaun
(interlude)
YUSUF
Tunggu jangan pergi, ada yang kucari
Cawan kerajaan dari perak murni
Tunggu jangan pergi, ada yang kucari
Cawan kerajaan dari perak murni
Tak kusangka, sungguh licik
Sudah diberi, tambah mencuri
Dasar kau Israel!
KAKAK-KAKAK YUSUF
Firaun sungguh bijak
Firaun sungguh baik
Kami diberi kesempatan untuk membeli
Tak mungkin lah mencuri
Tak mungkin lah mengutil
Apa pun lalu pulang ke negeri Kanaan
All good girls put your hands up and say
Bukan kami
All good boys come on make some noise, and say
Bukan kami
(diulang 1x - interlude)
YUSUF
Sudahlah Israel, jangan banyak bicara
Buktinya pasti ada di dalam karungmu
Sudahlah Israel, jangan banyak bicara
Buktinya pasti ada di dalam karungmu
Coba priksa, di karungnya
Kalau ada, menangislah
Langsung kuhukum!
Pengawal memeriksa karung
KAKAK-KAKAK YUSUF
Firaun sungguh bijak
Firaun sungguh baik
Kami diberi kesempatan untuk membeli
Silakan diperiksa
Kami tidak berdosa
Mencuri apa pun demi negri kami Kanaan
All good girls put your hands up and say
Bukan kami
All good boys come on make some noise, and say
Bukan kami
(diulang 1x)
Cawan ditemukan di karung
Benyamin, maka Benyamin ditangkap
YUSUF
Pembohong!
KAKAK-KAKAK (lagu Say Shava Shava)
Hah, tidak mungkin. Hah, tidak mungkin.
Hah, tidak mungkin. Hah, tidak mungkin.
Pastilah bukan adik kita, yang mencuri cawan
Hey, tapi bagaimana bisa cawan itu di sana
Apa yang, apa yang harus kita lakukan?
Hancurlah kita semua bila itu terjadi. Hey!
Hey, bagaimana, kali ini. Bagaimana, kali ini.
Bagaimana, kali ini. Bagaimana, kali ini.
Kami jamin Benyamin anak yang jujur
Tidak mungkin mencuri ataulah berbohong
(kepada Ben) Sebelum semua terlambat dan kita menyesal
Hey, katakan kepada m’reka, wahai saudaraku
Everybody!
Tidak mungkin, Tuan-tuan. Tidak mungkin,
Tuan-tuan.
Tidak mungkin, Tuan-tuan. Tidak mungkin.
Jangan sampai ada lagi yang mendua hati
Bila kita tlah sepakat, jangan ragu lagi!
Benyamin lurus hati, tulus bak merpati
Tak ada yang menyaingi hatinya yang bersih
(interlude)
Tangkaplah aku saja, hai, Tuan
Tangkaplah aku saja, hai, Tuan
Bawalah aku saja, hai Tuan
Bawalah aku saja, hai Tuan
Tolonglah wahai Tuan lepaskan Ben, adik kami
Hanya dia seorang milik kami
Kesayangan ayah dan juga kami
(bersama) Tolonglah wahai Tuan lepaskan Ben, adik
kami
Hanya dia seorang milik kami
Kesayangan ayah dan juga kami
Hey, ampunilah. Tolong Tuan, ampunilah
Tolong Tuan, ampunilah. Tolong Tuan, ampunilah
(interlude panjang-cut)
YUSUF
(melihat betapa para
kakaknya telah berubah, ia tergerak hatinya dan tak mampu lagi berpura-pura) Lagu Close Every Door
Ingatkah kalian
Akan masa silam
Jumlah kalian
Bukan sebelas
Ada satu lagi
Yang tersia-sia
Kalian benci
Buang dan jual
Semua kini telah berlalu
Bagai bunga yang layu
Dan hidup tlah berganti dengan yang baru
Inilah diriku
Ingatkah kakakku
Akulah Yusuf
Pemimpi itu
Dan ku tahu pasti
Kita bersatu lagi
S’perti keinginan
Dari Tuhanku
Inilah diriku
Lihatlah kakakku
Akulah Yusuf
Pemimpi itu
Musik terus main, sementara
Yusuf dan kesebelas saudaranya bertangisan. Light fade out. Para kakak Yusuf
melepas tutup kepala utk memberi kesan perbedaan waktu. Setting tidak berubah.
Scene 10
Light fade in ke Narator.
NARATOR (lagu Prologue dari JATTDC)
Ini bukan cerita baru
Keluarga tak dapat bersatu
Tak ada damai di hati
Hidup pun sperti tanpa arti
Namun kini ada yang berbeda
Keluarga bersatu kembali
Kakak adik saling memaafkan
Mengasihi juga mencintai
Yusuf pun dapat mempersatukan k’luarganya
Dan kini Yakub datang ke Mesir
‘Tuk berbahagia
Light Narator fade out.
Light panggung fade in. Yakub on-stage dari kiri panggung, disambut hormat oleh
pengawal Yusuf, dan terkagum-kagum melihat semuanya.
YUSUF (lagu Made in India)
Setelah lama terpisah
Sungguh banyak yang terjadi
Rindu hati setengah mati
Oh ayahku
Wahai Ayah yang kucinta
‘Tlah kujalankan p’rintahmu
Ku tlah pergi kini kembali
Menemuimu
Ini anakmu. Ini anakmu.
Oh, Ayah, inilah anakmu.
(diulang 1x)
YAKUB
Aku sungguh bahagia
Lengkap sudah semuanya
Anak-anakku yang kucinta
Karunia Tuhan
Memang mereka tak sama
Bermacam-macam wataknya
Tapi m’reka
sangat indah
Di mata Allah
Anak-anakku bagai pelangi
Sungguh intan permata hati
Oh, anak-anakku bagai pelangi
Sungguh intan permata hati
(interlude)
ANAK-ANAK YAKUB
Wahai Ayah, kami tlah paham
Inti hidup bersaudara
Saling mencinta, saling menyayang
Dan melengkapi
Memang kami tidak sama
Bermacam-macam wataknya
Tetapi kami
sangat disayang
Di hati Allah
YAKUB
Anak-anakku bagai pelangi
Sungguh intan permata hati
Oh, anak-anakku bagai pelangi
Sungguh intan permata hati
(diulang 1x)
YAKUB
Anak-anakku, dulu kita tak mengerti apa arti
keluarga. Dan Allah telah membuka mata kita. Ya, kalian memang berbeda. Tapi
bagai pelangi, tak ada satu pun warna yang buruk. Bersama, kalian merenda
pelangi di hati Ayah.
Musik Jai Ho langsung masuk.
SEMUANYA
Sorak!
Sorai!
(diulang 1x)
Puji Tuhan, muliakanlah, agungkan namaNya
Bersuara lantang dengan hati penuh syukur
Sorak!
Sorai!
Puji Tuhan, muliakanlah, agungkan namaNya
Bersuara lantang dengan hati penuh syukur
Sorak!
Sorai!
Sorak! Sorai! (diulang 2x)
Hati manusia hanya bisa berprasangka
Namun rencana Tuhan sesuatu yang indah
Hanya yang terbaik yang akan Dia berikan
Keluarga bersatu kembali hati pun tentram
Puji Tuhan, muliakanlah, agungkan namaNya
Bersuara lantang dengan hati penuh syukur
Sorak! (Tuhanku)
Sorai! (Allahku)
(diulang 2x)
Menarilah!
Gembira bersama, menari bagiNya
Bernyanyi riang, kita semua
Bersorak bagi namaNya
Salut!
Menarilah!
Sorak! Sorai! (diulang 2x)
Pelangi, oh pelangi. Kita ini di mata Tuhan.
Pelangi. Pelangi. AnakNya. Kita ini di mata Tuhan.
Pelangi.
Sembah. Sujud. Hanya bagi nama Tuhan. Dari kami.
Sembah. Sujud. Hanya bagi nama Tuhan. Dari kami.
Puji Tuhan, muliakanlah, agungkan namaNya
Bersuara lantang dengan hati penuh syukur
Sorak!
Sorai!
Sorak! Sorai! (diulang 1x)
Pelangi, oh pelangi. Kami semua anakMu.
Pelangi. Pelangi. AnakNya. Kami semua anakMu.
Pelangi.
Sembah. Sujud. Hanya bagi nama Tuhan. Dari kami.
Puji Tuhan, muliakanlah, agungkan namaNya
Bersuara lantang dengan hati penuh syukur
Sorak! (Tuhanku)
Sorai! (Allahku)
Sorak! (Tuhanku)
Sorai! (Allahku)
Sorak! (Menarilah!)
Sorai! (Menarilah!)
Sorak! (Menarilah!)
Sorak!
Black Out. Seluruh pemain mundur 3 langkah.
Lagu Jai Ho kembali diputar, hanya instrumental. Narator memperkenalkan para
pemain satu persatu.
NARATOR
Tuhan memberkati!
----Selesai---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar