Senin, 16 November 2015

Pelangi di Mata Allah sebuah drama



Pelangi di Mata Allah
sebuah naskah drama musikal
oleh Meilinda Halim dan Stefanny Irawan

Tokoh
Deskripsi
Narator
Perempuan, tipikal pengajar anak SD. Usia 35 ke atas. Enerjik dan ekspresif.
Anak-anak
Usia 6 – 12. Memiliki rasa ingin tahu yang besar, namun juga mampu menunjukkan empati.
Yakub
Orang tua yang naif, sangat mencintai Yusuf dibandingkan saudara-saudaranya yang lain. Usia 90.
Istri-istri
Penurut dan sehati dengan Yakub. Usia antara 45 – 80.
Ruben
Gemuk. Pemimpin. Usia 60.
Simeon
Gemuk juga. Pemarah. Usia 58.
Lewi
Kurus, bermuka tirus, culas. Usia 56.
Yehuda
Berperut buncit. Sabar. Pintar. Usia 54.
Isakhar
Pendek. Tak berpendapat. Usia 48.
Zebulon
Cukup gagah. Pekerja keras. Usia 44.
Gad
Berperawakan sedang. Plin-plan. Usia 44.
Asyer
Sangat gemuk. Suka makan. Usia 42.
Naftali
Kurus sekali. Pelit. Usia 36.
Dan
Tinggi. Pendiam. Usia 32.
Yusuf (kecil)
Proporsional. Keren. Agak sombong dan sok tahu. Bisa menafsirkan mimpi. Usia 17.
Yusuf (besar)
Proporsional. Berkharisma. Cerdas. Usia 25.
Benyamin
Kecil. Periang. Polos. Usia 14.
Potifar
Pendek gemuk. Kikir. Dangkal. Emosional. Usia 54.
Istri Potifar
Proporsional. Cantik. Penggoda. Usia 30.
Narapidana
Sekumpulan orang yang menerima keberadaan mereka di penjara.
Tukang roti
Laki-laki. Ceking. Tinggi sedang. Optimis. Usia 45.
Bartender
Laki-laki. Buncit. Suka mabuk. Jujur. Pemalu. Usia 35.
Kepala penjara
Laki-laki. Kekar. Tangkas. Tegas. Usia 40.
Firaun
Tinggi. Gagah. Sulit mengambil keputusan. Usia 19.
Dayang-dayang Firaun
Sekelompok perempuan muda. Proporsional. Mengabdikan diri untuk kesenangan Firaun. Usia 17-23.
Dayang-dayang Istri Potifar
Sekelompok perempuan muda yang mengamini tindakan istri Potifar yang suka menggoda laki-laki. Genit. Usia 17-23.
Pengikut Potifar
Laki-laki. Berpenampilan biasa. Licik. Penjilat. Usia 30-45.
Tentara Firaun/Yusuf
Gagah. Kuat. Tegas. Tak banyak bicara. Usia 20-30.




Scene 1
Light: semua nyala, nuansa gembira (sesuai ritme lagu). Anak-anak kecil masuk ke kelas sekolah Minggu sambil berbaris, membawa kursi masing-masing dan bernyanyi lagu “Kereta Apiku Menuju Sekolah Minggu”. Narator adalah guru sekolah Minggu, berada di ujung belakang barisan.  

Tut, tut, tut....
Kereta apiku menuju sekolah Minggu
Hai kawan-kawanku, marilah ikut aku
Bawa serta teman, jangan kautinggalkan
Mari ikut kawan, kita ke rumah Tuhan
(diulang 3x)

Anak-anak lalu duduk, membentuk formasi. Dua anak yang duduk di belakang sedikit ramai, berbisik-bisik. Light: PAR dari balkon; ka-ki OFF; belakang OFF.

NARATOR
Hari ini, kita akan... (kalimat ini terpotong oleh perdebatan kedua anak yang ramai itu)

ROBERT
Ndak bisa! Orang salah ya pasti dipenjara. Lek orang ndak salah, itu di mall. Jalan-jalan sama mamanya.

NIA
Belum tentu, Robert! Liat-liat. Kalau salahnya cuma buang sampah sembarangan yak apa? Masa ya dipenjara?

ROBERT
Iya! Masuk penjara! Kalau ndak bisa bayar denda, masuk penjara. Katanya mamaku gitu.

NIA
Mana buktinya? Ndak ada toh? Toh? Toh?!

ROBERT
Pokoknya masuk penjara. Sekali masuk penjara, ya masuk penjara! Titik!

NARATOR
(tersenyum) Nia, Robert, tenang dulu. Ada apa kok ngomong tentang masuk penjara?

NIA
Robert ini lho, Kak Linda. Masa katanya semua orang yang salah pasti masuk penjara.

ROBERT
Iya! Memang gitu! Kalau ndak salah ndak masuk penjara kan, Kak Linda?

NARATOR
(tersenyum) Ada benarnya. Tapi belum tentu, lho. Ini seperti kisah yang akan kita bahas hari ini.

ANAK-ANAK (versi mellow)
Sambil berjalan keluar ke kiri bawah, membawa kursi masing-masing.
Kereta apiku menuju sekolah Minggu
Dengarkan c’ritanya, dan belajar sesuatu
(diulang 2x—dilanjutkan oleh singer sampai panggung kosong)

Light: PAR balkon FADE OUT.  Jeruji penjara ON STAGE dari balik backdrop.

Scene 2
Light: PAR belakang + ka-ki ON (biru). Di balik jeruji penjara terlihat sepuluh orang napi yang sibuk sendiri, sebagian bercakap-cakap, sebagian tiduran, sebagian mencari kutu, sebagian menggigiti kuku.

Light:PAR belakang + ka-ki FADE OUT; SPOTLIGHT ON ke kanan panggung. Yusuf didorong masuk ke dalam sel. Para napi diam,  memperhatikan, lalu membahas bersahut-sahutan. Light: PAR belakang + balkon + ka-ki FADE IN (dominan biru, sedikit kuning).

NAPI 1
Hmm...

NAPI 2
Culun.

NAPI 3
Baru.

NAPI 4
(suara meludah)

NAPI 5
Bagus.

(Satu set itu diulang tiga kali)

YUSUF
(serba salah, ragu, kikuk) Err...toilet di mana ya?

SEMUA NAPI
(tertawa terbahak-bahak)
Light: SPOTLIGHT OFF, PAR balkon ditambah intensitas kuningnya.

NAPI 6
(sinis) Sejak kapan penjara punya toilet, Bocah?

NAPI 7
(berwibawa) Diam. (pause) Kenapa kau dipenjara?

YUSUF
(menjawab apa adanya) Aku difitnah.

NAPI 6
(sinis) Fitnah? Kata-kata besar. Siapa yang mau memfitnah bocah lugu seperti kamu?

NAPI 7
(ke Napi 6) Justru karena dia lugu. Paham? (ke Yusuf) Fitnah apa yang dituduhkan padamu?

Light:PAR balkon ON (merah, kuning)

Scene 3
Dayang-dayang istri Potifar on-stage, menari dan menyanyi sambil mendorong jeruji penjara—lalu diambil alih oleh para napi (OFF STAGE ke balik backdrop), sementara para dayang terus melanjutkan tarian dan nyanyian mereka tentang Potifar dan istrinya. Para pengikut Potifar menyusul on-stage, membawa meja makan, dua kursi, dan dua cawan. Segera disusul Potifar, lalu istri. Light: PAR balkon merah FADE OUT + PAR ka-ki FADE IN (biru).

DAYANG-DAYANG (lagu Potifar dari J-ATD)
Potifar peduli s’dikit
Yang dipikirnya hanya duit
Kaya dengan cara membeli saham

POTIFAR
Piramid

DAYANG-DAYANG
Potifar menumpuk harta
Sungai Nil sebagian miliknya

POTIFAR
Artinya hidupku foya-foya

DAYANG-DAYANG
Dan memang

POTIFAR
Oh, memang

DAYANG-DAYANG
Yusuf budak yang tak penting
Tapi hormat pada tuan
Maka bekerja keras dan
Penuh pengabdian
Potifar melihat Yusuf
Lebih dari yang lainnya
Jadilah p’layan senior
Dan naik jabatan

Potifar baik dan gaya

POTIFAR
Tetapi istriku seenaknya
Potifar off-stage

DAYANG-DAYANG
Lihat pasal tiga sembilan
Kejadian
Dia cantik tapi

Istri Potifar on-stage. Light: PAR balkon FADE IN merah (nuansa), kuning tetap menyala.
ISTRI POTIFAR
Jahat

DAYANG-DAYANG
Selingkuh dengan banyak pria
Potifar s’ring ingatkan dia,
masih

POTIFAR
Istriku

DAYANG-DAYANG
Yusuf tampan dan menarik
Memikat perhatiannya
Tiap pagi dia meminta

ISTRI POTIFAR
Tidurlah denganku, Yang

DAYANG-DAYANG
Yusuf ingin menolaknya
Tapi nyonya kelewatan
Yusuf menjerit

YUSUF
Stop, aku tak mau berdosa!

(break)

Light: PAR balkon ganti dominan kuning dan biru (merah FADE OUT).
DAYANG DAYANG
Potifar menghitung uang
Di bawah kamar istrinya
Didengarnya keributan
Terjadi di atas

Tiba-tiba ia sadar
Hartanya percuma saja
Emas tak bikin bahagia
Hidup tanpa cinta

Potifar on-stage.
Light: PAR balkon FADE IN merah (dominan), kuning tetap menyala.

Potifar berteriak
Lalu mendobrak masuk

POTIFAR
Kau! Mati kau di penjara!
Lupa kah kau dirimu siapa?

Pengikut Potifar menyeret Yusuf keluar. Dayang-dayang dan pengikut sisanya semburat sambil mengemasi properti. Light: semua PAR FADE OUT.

Scene 4
Light: PAR balkon FADE IN kuning+putih. Padang pasir. Terdapat pohon palem di sebelah kiri. Yakub dan Yusuf masuk dari sebelah kiri. Istri-istri Yakub terlihat datang dari arah kanan, masing-masing membawa tempayan air. Para istri akan menjadi penari latar.

YAKUB (lagu Made in India)
Wahai Yusuf, anakku
Dengarkanlah ayahmu
Pergilah, datangilah
Kakak-kakakmu

YUSUF
Wahai ayah yang kucinta
‘Kan kujalankan p’rintahmu
Ku akan pergi, mencari
Kakak-kakakku

YAKUB
Hati-hatilah, hati-hatilah
Ya anakku, hati-hatilah

YUSUF
Ohh...Baik ayahku, baik ayahku
Ku ‘kan hati-hati selalu
(break)

YAKUB
Wahai anakku tersayang
Ini ada jubah untukmu
Warni-warni, sangat indah
Kau pakailah

YUSUF
Terima kasih, ayahku
Akan kupakai selalu
Warna-warni, sangat indah
Menawan rupa

Ada lembayung, dan juga merah
Biru, hijau, kuning, dan jingga
Ohh..Ada putihnya, ‘ku pasti gagah
Tampan, gaya, dan berwibawa
(interlude)

YAKUB
Memang engkau sangat gagah
Anak kesayangan Ayah
Calon penerus Israel
Yang istimewa

Wahai dunia dengarkanlah
Inilah anak pilihan
Buah hatiku, penerusku
Segalanya

YAKUB*
Kini pergilah, kepada mereka
Sampaikan salam dari Ayah

YUSUF*
Ohh...Baiklah, Ayah. Ku akan pergi.
Sampai kita bertemu lagi.

(* diulang 2x)

Yakub dan para istri exit sebelah kiri. Yusuf exit sebelah kanan. Light: semua PAR FADE OUT.

Scene 5
Light: PAR belakang + ka-ki FADE IN (kuning). Kakak-kakak Yusuf masuk dari sebelah kiri. Terlihat lelah tetapi masih harus terus berjalan. Pohon palem akan dipindahkan beberapa kali, sebagai penanda bahwa mereka telah berjalan jauh.

KAKAK-KAKAK YUSUF (lagu Si Gembala Sapi)
Kami ini penggembala domba
Anak Yakub, bani Israel
Inilah kerjanya, penggembala domba
Apa yang dipikirkan lagi

(masing-masing) Saya Ruben, Simeon, dan Lewi
Yehuda, Isakhar, Zebulon
Gad, Asyer, Naftali, Dan, juga Benyamin
(bersama) Dan Yusuf, si manja dan sombong

Kami ini penggembala domba
Kerjanya oh, susah sekali
Mencari rumput hijau, di gurun yang kering
Yang sepertinya memang tak mungkin

Kami di sini bersusah payah
Yusuf enak-enakan di rumah
Cukup makan dan minum, dan termasuk tidur
B’gitulah anak favorit Ayah

Light:PAR balkon FADE IN (kuning dan merah).
Yusuf on-stage dari kiri.

YUSUF (lagu Bole Chudiyan)
Wahai, kakakku, lihat jubahku
Jubah yang baru, yang bukan milikmu
Dari ayah untuk anak kesayangannya
Warna-warni, pelangi, warna-warni
Ya, warna-warni Ohhh....
Warna-warni, pelangi, warna-warni
Ya, warna-warni Ohhh....

Oh ya, Kakakku, ku baru ingat
S’malam ku mimpi yang aneh sangat
Sb’las jagungmu memb’ri hormat pada jagungku
Aneh bukan, mimpi yang aneh, bukan?
Aneh bukan? Ohhh....
Aneh bukan, mimpi yang aneh, bukan?
Aneh bukan? Ohhh....

(interlude---kakak-kakak bersungut-sungut)

YUSUF
Ada lagi, mimpiku ada lagi.
Ada lagi. Ohhh....

Sebelas bintang di langit milik kalian
Menghormat menghamba hanya pada bintangku
Mungkin akulah nantinya
Yang mem’rintah kalian

KAKAK-KAKAK YUSUF
Dasar pemimpi yang bodoh tak tahu diri
Seenaknya menafsirkan mimpi sendiri

YUSUF
Ohh...Mungkin jadi menteri
Yang memimpin negeri
Sepertinya, sepertinya
Mimpi ini bisa
Menja..di nyata

KAKAK-KAKAK
Sadar Adikku, itu hanya mimpi
Bunga tidurmu di malam hari
Jangan sombong, jangan congkak, ingat dirimu
Ingat-ingat!

KAKAK-KAKAK
Ingat-ingat, oh Adik, ingat-ingat!
Ingat-ingat! Ohh....

YUSUF
Mungkin saja, oh Kakak, mungkin saja
 Mungkin saja. Ohhh...

KAKAK-KAKAK
Ingat-ingat, oh Adik, ingat-ingat!
Ingat-ingat! Ohh....

Light: PAR balkon FADE OUT; PAR belakang FADE IN dominan merah; PAR ka-ki kuning + biru.
KAKAK-KAKAK (lagu Say Shava Shava)
Huh, kurang ajar, huh, kurang ajar
Huh, kurang ajar, huh, kurang ajar
Dipikirnya siapa dia, sok menafsir mimpi
Hey, tapi bagaimana kalau semua itu benar
Apa yang, apa yang harus kita lakukan?
Hancurlah kita semua bila itu terjadi. Hey!

Hey, hancur kita. Matilah. Hey, hancur kita. Matilah.
Hey, hancur kita. Matilah. Hey, hancur kita

LEWI
Aku tahu bagaimana, harus bersikap
Kita butuh mengenyahkan si sombong Yusuf
Sebelum semua terlambat dan kita menyesal
Hey, katakan kepada kami, wahai saudaraku
Everybody!
Mari sini, Kakak-kakak. Kub’ritahu, Kakak-kakak.
Mari sini, Kakak-kakak. Kub’ritahuuuuuuu.

Jangan sampai ada lagi yang mendua hati
Bila kita tlah sepakat, jangan ragu lagi!
Kita lilit dengan tali, sampai dia mati
Kita bikin dia tampak kalau bunuh diri

(interlude)

NAFTALI
Tapi kita kan rugi, hai, Kakak
Tapi kita kan rugi, hai, Kakak
Aku ada ide lebih baik
Aku ada ide lebih baik

Orang Ismail on-stage

Mari kita jual dia pada kaum Ismail
M’reka tadi terlihat dekat sini
Dia hilang, dan kita dapat uang

(bersama) Mari kita jual dia pada kaum Ismail
M’reka tadi terlihat dekat sini
Dia hilang, dan kita dapat uang

Hey, jual dia, mari kita jual dia
Mari kita jual dia, mari kita jual dia

(interlude panjang)
Yusuf dipukul, jubahnya dilepas, diikat tali, dijual pada kaum Ismail

GAD
Yusuf kini telah pergi jauh, entah ke mana
Jadi kita skarang telah merdeka
Dia pergi dan tak akan kembali

YEHUDA
Bagaimana dengan jubah ini, yang warna-warni?
Kita bikin terkena bercak darah
Darah domba, agar ayah tak curiga

BERSAMA
Oh, sempurna. Ide bagus. Oh, sempurna.
Ide bagus. Oh, sempurna. Ide bagus!

Kini kita tlah sepakat, dia mati dimakan
Binatang buas seperti sekumpulan macan
                                          Terlihat sedihlah kita di hadapan ayah                     

Mari pesta. Pesta pora. Mari pesta. Pesta pora. (4X)
Light: PAR belakang FADE OUT; PAR ka_ki kuning: PAR balkon putih+merah

Mereka semua menari-nari gembira dan membagi-bagi uang hasil penjualan.
Light black out.

Scene 6
Musik sendu. Light fade in ke Narator, sementara setting penjara disiapkan.

NARATOR (bagian belakang lagu Potifar)
Begitulah kisah si Yusuf,  dari Israel hingga ke penjara
Dimusuhi oleh saudara, dijual pula oleh keluarga
Lalu difitnah

Light Narator fade out, Light ke Yusuf fade in.

YUSUF (lagu Close Every Door)
Hentikan jalanku
Hilangkan duniaku
Tak ada celah
Untuk bernapas

Sia-siakan aku
Benci dan hinalah
G’lapkan siangku
Siksa malamku

Bila penting hidupku
Penting hidup matiku
Namun jawabnya jauh dariku

Hentikan jalanku
Jauhkan diriku
Anak Israel
Tak kan sendiri

S’bab ku tahu pasti
Ketenangan hati
Telah dijanjikan
Oleh Tuhanku

ANAK-ANAK
Hentikan jalanku
Hilangkan duniaku
Tak ada celah
Untuk bernapas
Lalalalala....

(Interlude)

YUSUF
Ubahlah namaku
Lupakan namaku
Singkirkan aku
Dari hidupmu

Aku tidak penting
Hanya setitik debu
Hancurkan diriku
Dan buang aku

Bila penting hidupku
Penting hidup matiku
Namun jawabnya Tuhan yang tahu

Hentikan jalanku
Jauhkan diriku
Anak Israel
Tak kan sendiri

S’bab ku tahu pasti
Tanah yang abadi
Kan jadi milikku
Janji Tuhanku

NARATOR (lagu Go, Go Joseph)
Sungguh malang si Yusuf
Semangatnya telah patah
Sendiri dia merenung
Masa lalu yang bahagia

NAPI 6
Hei, Yusuf, jangan kau sedih

NAPI 7
Hei, Yusuf, usah kau pedih

NARATOR + PARA NAPI
Ayolah Yusuf jangan menyerah
Bertahanlah, engkau pasti bisa
Tetap semangat, terus berjuang
Sudah tertulis kau pasti menang

Tiba-tiba dua orang napi baru didorong masuk. Seorang pelayan dan seorang tukang roti yang tak bersalah dijebloskan ke dalam sel. Tukang roti tidak terima dan berteriak-teriak. Napi-napi lain sudah mengawasi dengan pandangan terusik.

TUKANG ROTI
 Keluarkan kami!! Hoi! Kami tidak bersalah!

PELAYAN
Mengamati keadaan di dalam sel lalu menepuk-nepuk temannya, si tukang roti, memberi tanda supaya berhenti.

TUKANG ROTI
Tidak menggubris. Penjaga! Keluarkan kami! Akhirnya terganggu dan menoleh sambil terus berteriak. Namun setelah menyadari keadaannya, makin lama teriakannya makin pelan. Keluarkan...ka..mi...

NAPI 6
(kembali sinis) Orang baru, ribut saja! Apa ceritamu? Katakan!

TUKANG ROTI
Kami tidak tahu. Kami tak punya cerita. Yang kami punya, hanya mimpi yang tak dapat dipahami.

NAPI 5
Mimpi? Kalian beruntung! Ada yang bisa menafsirkan mimpi di sini.

PELAYAN
Yang sudah berhenti ketakutan dan merasa punya sedikit harapan. Siapa?

Semua napi menunjuk kepada Yusuf. Yang ditunjuk malah menggeleng-geleng panik dan berusaha menurunkan tangan-tangan orang di sekitarnya.

TUKANG ROTI
Ayolah, tolong kami.

PELAYAN
Harapan kami tinggal satu ini.

YUSUF
Berpikir sebentar. Akhirnya mengalah. Kucoba dulu ya. Tapi aku tidak janji bahwa apa yang kuartikan benar. Biasanya sih benar.

PELAYAN
Aku bermimpi ada di ladang anggur. Anggur-anggur itu kupetik dan kujadikan minuman. Lalu Firaun meminumnya dari gelasku.

YUSUF
Oh, mimpi yang baik itu. Artinya Firaun akan membebaskan engkau dari segala tuduhan dan mengangkatmu kembali menjadi pelayannya.

PELAYAN
Merasa senang. Wah, bagus itu. (Kepada tukang roti) Ayo, ceritakan mimpimu padanya.

TUKANG ROTI
Penuh harap. Aku berdiri membawa keranjang roti. Di langit burung-burung beterbangan, lalu mendekati keranjangku dan memakan roti-rotiku sepotong demi sepotong sampai habis.

YUSUF
Pause. Sayang sekali, aku tak seberapa suka dengan mimpimu. Mimpimu berkata Firaun telah berbulat hati memutuskan hukuman mati untuk kau hadapi.

TUKANG ROTI
Shock. Membenturkan kepalanya ke jeruji lalu tak sadarkan diri.

Light fade out dari lokasi penjara. Light ke Narator fade in.

NARATOR (lagu Go, Go Joseph-ceria)
Ramalan Yusuf terbukti benar
Si Tukang Roti kini t’lah mati
Dan si Pelayan diangkat lagi
Yusuf terkenal di sluruh negri

KEPALA PENJARA
Masuk ke sel. Yusuf! Firaun bermimpi. Tak ada yang bisa mengerti. Bantuanmu diperlukan kini.

Light black out.

Scene 7
Light fade in (kuning, merah) Singgasana Firaun di tengah, di atas trap. Firaun dan para dayang serta pengawal on-stage. Firaun duduk, menonton pertunjukkan angklung dan tari-tarian (1 lagu pendek). Firaun tidak seberapa menikmati pertunjukkan itu karena ia masih terus memikirkan mimpinya. Ketika angklung selesai, masuk musik yang agak sendu tapi grand.

FIRAUN
Diam saja. Menghela napas. Memberi tanda supaya rombongan angklung pergi. Menghela napas lagi.

Yusuf tampak bingung, dibawa masuk oleh dua orang pengawal Firaun, dibawa ke hadapan Firaun.

FIRAUN (lagu New York New York)
Aku bermimpi, mimpi yang aneh
Ada tujuh sapi gemuk di sungai Nil
Lalu datanglah sapi yang lain
Tujuh ekor di sungai Nil, kurus-kurus

Lalu m’reka memakani sapi gemuk
Namun anehnya m’reka tetap kurus

Aku pun bingung, akan mimpiku
Kucari-cari artinya tak berhasil
Ku harus..dapat meng-artikan mimpiku
S’bab kutahu ini penting

(interlude)

Pusing, pusing
Dan ada lagi mimpi lain pun ajaib
Tujuh jagung di ladang, besar kuning, berkualitas
Dan dimakan

Jagung yang kurus, yang tiba-tiba
Datang lalu menyergap jagung-jagung gemuk
Dan, ah, tetaplah kurus dan tidaklah berubah
Sungguh pusing, aku pusing.
Pusinnnngg.....

Yusuf berpikir sebentar lalu menafsirkan mimpi sang raja.

YUSUF (lagu Cotton Field)
Ada tujuh sapi gemuk
Berbaris rapi di pinggir sungai
Artinya...tujuh tahun panen raya
Tapi jangan senang dulu
Tujuh sapi kurus mengikuti
Berarti...tujuh tahun gigit jari

Ketika panen raya tiba
Kita tak boleh gegabah
Janganlah...berfoya-foya

Bangunlah lumbung yang banyak
Dan juga jangan malas bergerak
Kalau tidak, lapar tak dapat ditolak

Mimpi jagung juga sama
Malah itu lebih tegas lagi
Berpesan...agar kita hati-hati

Wahai Firaun sekaranglah
Saat yang tepat untuk bergerak
Pilihlah...orang yang pasti

Engkau sangat membutuhkan
Orang yang super cekatan
 Dan trampil, demi masa depan

Tapi sayang, sungguh sayang
Aku tak tahu siapa orangnya
Dalam mimpi..tak ada petunjuknya

(interlude)

Oh Firaun, mestinya s’karang ini
Saat yang tepat untuk bergerak
Pilihlah...orang yang pasti

Tapi sayang, sungguh sayang
Aku tak tahu siapa orangnya
Dalam mimpi..tak ada petunjuknya

FIRAUN
Kamu!

NARATOR (lagu Go, Go Joseph—chorus)
Akhirnya Yusuf dipilih Firaun
Jadi wakilnya mengurus pangan
Harta melimpah emas berlian
Baginya yang dulu budak belian
(diulang 2x)

Scene 8
Pergantian setting dari kerajaan Firaun ke Kanaan (rumah Yakub—properti: kursi kayu untuk Yakub, permadani) Yakub, Benyamin, dan tiga istri Yakub on-stage dari kiri. Anak-anak Yakub lainnya on-stage dari kanan, kecuali Isakhar yang nanti menyusul. Benyamin berada di dekat Yakub.

NARATOR (lagu Go, Go Joseph)
Berlalulah panen raya
Kini paceklik melanda
Bumi tak ada makanan
Kekeringan di mana-mana
Oh, sungguh sedihnya hati
Banyaklah yang telah mati

Keadaan juga tak berbeda
Bagi Yakub dan anak-anaknya
Marilah lihat k’luarga m’reka
Yang lapar juga begitu susah

ANAK-ANAK YAKUB
 (lagu Food, Glorious Food acapella—mulai bait pertama, lompat ke bait kedua sebelum ending)
Apa harus menunggu
Sampai putih rambutku
Lapar terus perut kita

Tiap hari berdoa
Sampai kita pun lelah
Lapar terus perut kita

Tak ada kerak, atau remah satu pun
Ku mohon atau pinjam? Hutang!
Tapi kami masihlah punya harapan
Saat tutup mata, membayang…kan

Oh, makan enak!
Ingin makan enak!
Oh, tiga kali
Agar perut kenyang

Bayangkan daging domba
Oh, dipanggang nikmat
Lada hitam merica
Pasti lezat!

(canon) Oh, makan enak!
Ingin makan enak!
Oh, nambah lagi
Sampai perut kenyang

Tapi memang nasibku
Bisanya hanya
Mimpi
Hanya mimpi
Tentang makan
Makan banyak!
Makan kenyang!

BENYAMIN
Makan enak...

SEMUA
Makan enak...

Semua kembali ke posisi semula. Asyer duduk lalu terkantuk-kantuk.

BENYAMIN
(bicara pada diri sendiri namun cukup keras) Lapar

YAKUB
(mendengar Benyamin, lalu bertanya kepada salah satu istri) Masih adakah makanan hari ini yang tersisa?

ISTRI 1
(menggeleng)

YAKUB
Yehuda, berapa karung gandum yang masih ada untuk kita?

YEHUDA
20 – 10 + 3 – 5 : 2 – 3.....satu karung gandum...saja.

NAFTALI
Mestinya kita harus lebih hemat.

GAD
Iya, mestinya kita harus lebih hemat.

SIMEON
(marah) Hemat bagaimana? Jatah makan sudah dikurangi. Mau apa lagi?

GAD
Iya, sudah dikurangi. Mau apa lagi?

YEHUDA
(agak kesal pada Gad yang plin-plan) Mestinya kita mencuri saja.

GAD
Iya, mestinya kita men...(sadar kalau digoda Yehuda, lalu memutuskan untuk diam)

RUBEN
Kita harus melakukan sesuatu. Tidak bisa diam saja.

ZEBULON
Ruben benar, kita harus berusaha.

LEWI
Usaha apa? Mata air kering. Berjalan jauh pun tak ada rumput. Menanam gandum juga tak bisa. Apa lagi?

BENYAMIN
Mungkin...kita jalannya kurang jauh.

LEWI
Apa sih? Anak kecil ikut-ikutan.

DAN
Jangan begitu, Kak. Siapa tahu apa yang dikatakan Benyamin itu benar.

ISAKHAR
Berlari masuk dengan terburu-buru. Ayah! Ada rombongan musafir bergerak ke arah Mesir. Kata mereka di sana banyak makanan.

ASYER
(tak lagi terkantuk-kantuk, bersemangat) Di mana? Di mana yang banyak makanan?

YEHUDA
Mesir! (sambil menjentikkan jari)

BENYAMIN
Ayo, Kakak-kakak, kita pergi saja ke Mesir. Siapa tahu kita bisa membeli beberapa karung gandum.

YAKUB
Benyamin benar. Cepatlah kalian berkemas dan pergi ke Mesir. Bawalah sekantong uang untuk membeli sebanyak mungkin gandum. (Kepada Ruben) Ruben, pimpinlah adik-adikmu. Doaku menyertaimu.

Anak-anak Yakub off-stage, pergi ke Mesir. Light fade out, setting dikemasi. Narator on-stage bersama anak-anak.


Scene 9
Light fade in ke Narator

NARATOR (lagu Go Go Joseph-chorus)
Mereka pergi dengan semangat
Menuju Mesir penuh harapan
Dengan berbekal sekantung uang
Hendak membawa makanan pulang

(diulang 2x --- 1x anak-anak, 1x anak-anak dan Narator)

 RUBEN
Hormat kami, Tuan. Kami datang dari Kanaan, negeri yang jauh dan sedang mengalami kelaparan. Kami dengar di Mesir makanan berlimpah. Maka kami datang untuk membeli beberapa karung gandum.

YUSUF
(Mulai menyadari siapa yang ada di hadapannya, tetapi tetap berusaha mencari tahu) Siapa nama kalian, orang Kanaan?

RUBEN
Saya Ruben, Tuan. Yang tertua dari semua saudaraku ini.

YUSUF
(Yakin kalau ini kakak-kakaknya. Lalu ia perlahan memahami semuanya. Lagu Close Every Door-sebagian)

Inikah maksudMu
Terhadap peranku
Bagi mereka
Bangsa Israel

Mimpi-mimpi itu
Adalah pertanda
Kini kupaham
Apa maksudMu

Sebelas jagung kakakku
Tunduk pada jagungku
Kini jawabannya datang padaku

Sebelas bintangmu
Menghormat bintangku
Kini kupaham
Maksud Tuhanku

S’bab ku tahu pasti
Hidup yang abadi
Menjadi milik kami
Janji Tuhanku

YUSUF
Pengawal, berikan makanan pada mereka.

RUBEN
Terima kasih, Tuan (bersujud memberi hormat, diikuti oleh adik-adiknya)

PENGAWAL
(mengangguk, mengambil karung-karung gandum, meletakkannya di antara Yusuf dan para kakaknya) Musik: Deewangi Deewangi

YUSUF
(minum dari cawan peraknya, lalu memberikan cawan itu kepada pengawalnya yang langsung memahami bahwa cawan itu harus dimasukkan ke dalam salah satu karung gandum yang kemudian, sesuai tanda, diberikan kepada Benyamin)

KAKAK-KAKAK YUSUF (lagu Deewangi Deewangi)
Untung, untung, pergi ke negeri Mesir
Untung, untung, oh pergi ke negeri Mesir
Untung, untung, pergi ke negeri Mesir
Untung, untung, oh pergi ke negeri Mesir

‘Tuk mendapatkan dan memperoleh gandum yang dibutuhkan
‘Tuk mendapatkan dan memperoleh anggur yang dibutuhkan

Firaun memang bijak
Firaun memang baik
Kami diberi kesempatan untuk membeli
Berkarung-karung gandum
Berkendi-kendi anggur
Untuk dibawa pulang ke negeri Kanaan

All good girls put your hands up and say
Oh Firaun
All good boys come on make some noise, and say
Oh Firaun

(interlude)

YUSUF
Tunggu jangan pergi, ada yang kucari
Cawan kerajaan dari perak murni
Tunggu jangan pergi, ada yang kucari
Cawan kerajaan dari perak murni

Tak kusangka, sungguh licik
Sudah diberi, tambah mencuri
Dasar kau Israel!

KAKAK-KAKAK YUSUF
Firaun sungguh bijak
Firaun sungguh baik
Kami diberi kesempatan untuk membeli
Tak mungkin lah mencuri
Tak mungkin lah mengutil
Apa pun lalu pulang ke negeri Kanaan

All good girls put your hands up and say
Bukan kami
All good boys come on make some noise, and say
Bukan kami
(diulang 1x - interlude)

YUSUF
Sudahlah Israel, jangan banyak bicara
Buktinya pasti ada di dalam karungmu

Sudahlah Israel, jangan banyak bicara
Buktinya pasti ada di dalam karungmu

Coba priksa, di karungnya
Kalau ada, menangislah
Langsung kuhukum!

Pengawal memeriksa karung

KAKAK-KAKAK YUSUF
Firaun sungguh bijak
Firaun sungguh baik
Kami diberi kesempatan untuk membeli
Silakan diperiksa
Kami tidak berdosa
Mencuri apa pun demi negri kami Kanaan

All good girls put your hands up and say
Bukan kami
All good boys come on make some noise, and say
Bukan kami
(diulang 1x)

Cawan ditemukan di karung Benyamin, maka Benyamin ditangkap

YUSUF
Pembohong!

KAKAK-KAKAK (lagu Say Shava Shava)
Hah, tidak mungkin. Hah, tidak mungkin.
Hah, tidak mungkin. Hah, tidak mungkin.
Pastilah bukan adik kita, yang mencuri cawan
Hey, tapi bagaimana bisa cawan itu di sana
Apa yang, apa yang harus kita lakukan?
Hancurlah kita semua bila itu terjadi. Hey!

Hey, bagaimana, kali ini. Bagaimana, kali ini.
Bagaimana, kali ini. Bagaimana, kali ini.

Kami jamin Benyamin anak yang jujur
Tidak mungkin mencuri ataulah berbohong
(kepada Ben) Sebelum semua terlambat dan kita menyesal
Hey, katakan kepada m’reka, wahai saudaraku
Everybody!
Tidak mungkin, Tuan-tuan. Tidak mungkin, Tuan-tuan.
Tidak mungkin, Tuan-tuan. Tidak mungkin.

Jangan sampai ada lagi yang mendua hati
Bila kita tlah sepakat, jangan ragu lagi!
Benyamin lurus hati, tulus bak merpati
Tak ada yang menyaingi hatinya yang bersih

(interlude)

Tangkaplah aku saja, hai, Tuan
Tangkaplah aku saja, hai, Tuan
Bawalah aku saja, hai Tuan
Bawalah aku saja, hai Tuan

Tolonglah wahai Tuan lepaskan Ben, adik kami
Hanya dia seorang milik kami
Kesayangan ayah dan juga kami

(bersama) Tolonglah wahai Tuan lepaskan Ben, adik kami
Hanya dia seorang milik kami
Kesayangan ayah dan juga kami


Hey, ampunilah. Tolong Tuan, ampunilah
Tolong Tuan, ampunilah. Tolong Tuan, ampunilah

(interlude panjang-cut)

YUSUF
(melihat betapa para kakaknya telah berubah, ia tergerak hatinya dan tak mampu lagi berpura-pura) Lagu Close Every Door

Ingatkah kalian
Akan masa silam
Jumlah kalian
Bukan sebelas

Ada satu lagi
Yang tersia-sia
Kalian benci
Buang dan jual

Semua kini telah berlalu
Bagai bunga yang layu
Dan hidup tlah berganti dengan yang baru

Inilah diriku
Ingatkah kakakku
Akulah Yusuf
Pemimpi itu

Dan ku tahu pasti
Kita bersatu lagi
S’perti keinginan
Dari Tuhanku

Inilah diriku
Lihatlah kakakku
Akulah Yusuf
Pemimpi itu

Musik terus main, sementara Yusuf dan kesebelas saudaranya bertangisan. Light fade out. Para kakak Yusuf melepas tutup kepala utk memberi kesan perbedaan waktu. Setting tidak berubah.

Scene 10
Light fade in ke Narator.

NARATOR (lagu Prologue dari JATTDC)
Ini bukan cerita baru
Keluarga tak dapat bersatu
Tak ada damai di hati
Hidup pun sperti tanpa arti

Namun kini ada yang berbeda
Keluarga bersatu kembali
Kakak adik saling memaafkan
Mengasihi juga mencintai

Yusuf pun dapat mempersatukan k’luarganya
Dan kini Yakub datang ke Mesir
‘Tuk berbahagia

Light Narator fade out. Light panggung fade in. Yakub on-stage dari kiri panggung, disambut hormat oleh pengawal Yusuf, dan terkagum-kagum melihat semuanya.

YUSUF (lagu Made in India)
Setelah lama terpisah
Sungguh banyak yang terjadi
Rindu hati setengah mati
Oh ayahku

Wahai Ayah yang kucinta
‘Tlah kujalankan p’rintahmu
Ku tlah pergi kini kembali
Menemuimu

Ini anakmu. Ini anakmu.
Oh, Ayah, inilah anakmu.
(diulang 1x)

YAKUB
Aku sungguh bahagia
Lengkap sudah semuanya
Anak-anakku yang kucinta
Karunia Tuhan

Memang mereka tak sama
Bermacam-macam wataknya
 Tapi m’reka sangat indah
Di mata Allah

Anak-anakku bagai pelangi
Sungguh intan permata hati
Oh, anak-anakku bagai pelangi
Sungguh intan permata hati

(interlude)

ANAK-ANAK YAKUB
Wahai Ayah, kami tlah paham
Inti hidup bersaudara
Saling mencinta, saling menyayang
Dan melengkapi

Memang kami tidak sama
Bermacam-macam wataknya
 Tetapi kami sangat disayang
Di hati Allah

YAKUB
Anak-anakku bagai pelangi
Sungguh intan permata hati
Oh, anak-anakku bagai pelangi
Sungguh intan permata hati
(diulang 1x)

YAKUB
Anak-anakku, dulu kita tak mengerti apa arti keluarga. Dan Allah telah membuka mata kita. Ya, kalian memang berbeda. Tapi bagai pelangi, tak ada satu pun warna yang buruk. Bersama, kalian merenda pelangi di hati Ayah.

Musik Jai Ho langsung masuk.

SEMUANYA
Sorak!
Sorai!
(diulang 1x)

Puji Tuhan, muliakanlah, agungkan namaNya
Bersuara lantang dengan hati penuh syukur

Sorak!
Sorai!

Puji Tuhan, muliakanlah, agungkan namaNya
Bersuara lantang dengan hati penuh syukur

Sorak!
Sorai!

Sorak! Sorai! (diulang 2x)

Hati manusia hanya bisa berprasangka
Namun rencana Tuhan sesuatu yang indah
Hanya yang terbaik yang akan Dia berikan
Keluarga bersatu kembali hati pun tentram

Puji Tuhan, muliakanlah, agungkan namaNya
Bersuara lantang dengan hati penuh syukur

Sorak! (Tuhanku)
Sorai! (Allahku)
(diulang 2x)

Menarilah!
Gembira bersama, menari bagiNya
Bernyanyi riang, kita semua
Bersorak bagi namaNya
Salut!
Menarilah!

Sorak! Sorai! (diulang 2x)

Pelangi, oh pelangi. Kita ini di mata Tuhan.
Pelangi. Pelangi. AnakNya. Kita ini di mata Tuhan. Pelangi.

Sembah. Sujud. Hanya bagi nama Tuhan. Dari kami.
Sembah. Sujud. Hanya bagi nama Tuhan. Dari kami.

Puji Tuhan, muliakanlah, agungkan namaNya
Bersuara lantang dengan hati penuh syukur

Sorak!
Sorai!

Sorak! Sorai! (diulang 1x)

Pelangi, oh pelangi. Kami semua anakMu.
Pelangi. Pelangi. AnakNya. Kami semua anakMu. Pelangi.

Sembah. Sujud. Hanya bagi nama Tuhan. Dari kami.

Puji Tuhan, muliakanlah, agungkan namaNya
Bersuara lantang dengan hati penuh syukur

Sorak! (Tuhanku)
Sorai! (Allahku)
Sorak! (Tuhanku)
Sorai! (Allahku)
Sorak! (Menarilah!)
Sorai! (Menarilah!)
Sorak! (Menarilah!)
Sorak!
Black Out. Seluruh pemain mundur 3 langkah. Lagu Jai Ho kembali diputar, hanya instrumental. Narator memperkenalkan para pemain satu persatu.
NARATOR
Tuhan memberkati!

----Selesai---













Tidak ada komentar:

Posting Komentar